Senin, 30 Juni 2008

Muqaddimah

Para Salik ( orang yang menempuh jalan suluk ) hendaknya mengetahui dan memelihara diri agar jangan sampai terjatuh ke dalam perbuatan-perbuatan maksiat, baik maksiat lahir maupun maksiat batin. Seorang salik juga harus dapat melepaskan diri dari hal-hal yang dapat merusak perjalanan atau menggagalkan dirinya untuk sampai kepada Allah Ta'ala.
Hal-hal yang membatalkan seorang salik untuk sampai kepada Allah itu banyak sekali, antara lain adalah :
1. Kasal
, yaitu enggan atau malas untuk mengerjakan ibadah padahal dia mampu mengerjakannya.
2. Futur, Yaitu kurang semangat untuk mendirikan ibadah karena lebih mencintai kehidupan duniawi
3. Malal, Yaitu jemu untuk melakukan ibadah karena merasa sudah sering dilakukannya namun tujuan yang diharapkan belum juga tercapai.



Penyebab munculnya hal-hal tersebut adalah karena kurangnya iman, kurang mantapnya keyakinan, serta banyak diskusi oleh hawa nafsunya sendiri.
Selain itu, hal-hal yang dapat menggagalkan seorang salik untuk sampai kepada Allah Ta'ala adalah masih adanya syirik khafi atau syirik yang tersembunyi dalam dirinya, yaitu suatu anggapan dalam dirinya bahwa segala perbuatan yang dilakukan oleh suatu makhluk, termasuk dirinya sendiri, adalah karena kemampuan makhluk itu. Padahal semua yang dilakukan makhluk itu pada hakekatnya berasal dari Allah Ta'ala. Makhluk itu seolah-olah hanya sebagai alat bagi perbuatan Allah Ta'ala. Namun Maha Suci Allah dari memerlukan alat.
Perbuatan-perbuatan yang termasuk syirik khafi itu antara lain adalah :
1. Riya' , yaitu memperlihatkan ibadahnya kepada orang-orang. atau mempunyai tujuan lain selain Allah Ta'ala dalam ibadahnya, bahkan surga sekalipun.
2. Sum'ah, yaitu menceritakan amal ibadahnya kepada orang lain bahwa dia beramal dengan ikhlas demi Allah semata, dengan maksud agar dia dimuliakan oleh mereka.
3. 'Ujub, yaitu memperbanyak dan memperbagus amal ibadahnya, namun dia tidak menyadari bahwa semua itu merupakan ni'mat dari Allah Ta'ala semata ( bukan karena kehebatan dirinya )

Hal lain yang menyebabkan kegagalan seorang salik untuk sampai kepada Allah Ta'ala adalah seperti perkataan " saqatha awwaluhu wuqufun ma'al 'ibadah " ( amalnya jatuh dan berhenti bersama ibadah ) yaitu memandang bahwa segala ibadahnya itu dia lakukan karena dirinya sendiri, tidak disadarinya bahwa semua itu merupakan ni'mat Allah kepadanya.
Penyebab lain yang dapat menggagalkan seorang salik untuk sampai kepada Allah Ta'ala adalah adanya hijab atau sekat, yaitu dia merasa kagum pada keindahan amal ibadahnya sendiri. Perjalanannya tertahan karena terkagum-kagum terhadap amalnya sendiri. Dia tidak menyadari bahwa semua itu dari Allah Ta'ala. Apabila demikian, maka berhentilah seorang salik pada penglihatan keindahan dan keelokan dirinya.
Tidak ada yang dapat melepaskan seorang salik dari itu semua selain dengan melakukan syuhud ( pandangan dalam batin ) dengan penuh keyakinan bahwa " segala perbuatan itu berasal dari Allah ", sebagaimana akan dibicarakan pada pasal berikutnya.

Tidak ada komentar: