Senin, 20 Oktober 2008

Cinta dan Makrifat

Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma Sholli ala Muhammad wa ala alihi wa Shohbihi ajma'in

Perumpamaan cinta adalah seperti pohon yang mempunyai inti dan banyak dahan. Inti pohon terdapat pada batangnya, sedangkan cabang-cabangnya adalah tempat keluarnya buah. Meski demikian, buah itu sesungguhnya berasal dari inti pohon. Makrifat adalah pohon dan cinta adalah intinya. lainnya seperti, al-khauf, al-raja', al-haya', al-khasyyah, al-qana'ah, ar-ridha adalah dahan-dahan pohon makrifat. Dari dahan-dahan itu keluar buah berupa ketaatan.
Cinta adalah rahasia Allah dalam iman hamba-hambaNya. Allah membukakan cinta bagi mereka sesuai dengan kadar masing-masing yang telah tertoreh dalam surat takdir-Nya. inilah maksud firman-Nya : " Bahwa orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari kami, mereka itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka."( al-Anbiya 101-102 ). Seakan Allah memperjalankan mereka diatas shirat, sementara mereka tidak merasakan adanya neraka dibawahnya. Cinta Allah adalah rahasia yang tampak dengan jelas dalam iman. itulah makksud firman-Nya : " Allah menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hati kalian." ( al-hujurat 7 ).



Mengenal Tuhan :
Allah mengenalkan diri-Nya kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya sebagai anugerah bagi mereka. Allah membuat mereka takut akan keagungan-Nya, berharap akan kemurahan-Nya, dan sangat takut akan ketuhanan-Nya. Mereka memperoleh semua ini dari makrifat mereka tentang keagungan, kemurahan, dan ketuhanan-Nya. cinta mereka diperoleh dari kecintaan-Nya kepada mereka. Iman adalah manifestasi cinta Allah dan kegembiraan-Nya kepada seorang mukmin. Allah gembira dengan perbuatan (baik) seorang mukmin dan karena itu Dia mencintainya. inilah rahasia (cinta) yang terjalin antar Allah dan hamba-Nya. Allah menjadikan cinta sebagai inti makrifat hamba-Nya. Dengan cinta itu ia mencintai-Nya, takut kepada-Nya, dan berharap kepada-Nya. inilah satu aturan yang berlaku untuk semua.
Cinta Allah mendahului cinta manusia kepada-nya, dan cinta Allah kepada manusia merupakan rahasia Allah yang telah ada dalam kehendak dan takdir-Nya. Allah memberikan kepada hamba-Nya yang bertaubat dari segala kemaksiatan-Nya. Allah sangat bergembira dengan kembalinya seorang hamba dari jalan kemaksiatan. Rasulullah bersabda, " Allah lebih senang dengan taubatnya seorang hamba dianding rasa senang seorang yang kehilangan untanya, yang membawa semua perbekalan dan perlengkapannya, dalam sebuah peperangan. Orang itu mencari untanya kemana-mana, sehingga ia putus asa dan nyaris binasa. Kemudian ia berkata dalam hati, aku harus kembali ketempat pertama aku kehilangan unta, dan lebih baik aku mati disana, diapun kembali ke tempat itu dan disana ia menemukan untanya, beserta seluruh perbekalan dan kelengkapannya. Dia hampir tak bisa mengendalikan diri karena begitu senang.
Selain mendapat rahmat yang diberikan Allah kepada muwahhid umum, kalangan khusus dimasukkan ke dalam pintu rahmat, sehingga mereka sampai pada rahmat yang paling agung ( al-rahmah al-uzma') yang darinya keluar sratus rahmat yang telah ditetapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya. Dalam rahmat yang paling agung itu ada cinta-Nya. Ketika memasukinya, mereka tenggelam didalamnya. Di dalamnya terdapat cinta dan kehendak-Nya ( al-masyi'ah ). kemudian Allah membukakan untuk mereka pintu al-masyi'ah dan menjadikan mereka orang yang meraih cinta-Nya ( mahabbah ). ketika Allah membukakan bagi mereka pintu mahabbah, mereka melupakan sesuatu selain Dia, jiwa mereka larut dalam manisnya cinta yang mereka peroleh. Ketika itu, terputuslah segala hubungan dan keterkaitan mereka selain Dia, ketika mereka telah tiba pada kedudukan yang begitu dekat kepada-Nya, jiwa mereka tersucikan dari segala kotoran dan noda. Setelah terputus dari segala sesuatu selain Dia, dan setelah berada dalam kesucian jiwa seperti itu, mereka mencapai titik ketika mereka benar-benar merasakan dan menyaksikan ketunggalan-Nya. Dalam kondisi seperti itu, mereka bisa berkata : Ya Wahidi ( Wahai Yang Satu ). Jika Dia menjawab Benar, dan Aku mengabulkanmu, makai a termasuk Ahlul Qabdhah ( orang yang berada dalam genggaman-Nya ). yaitu orang yang disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Beliau berabda : " Bergegaslah kalian dan al-mufarridun akan mendahului kalian " Mereka para sahabat bertanya : Siapakah al-mufarridun itu, wahai Rasulullah ? Beliau bersabda : " Mereka adalah orang yang senanatiasa berzikir kepada Allah. Zikir akan meringankan beban ( dosa-dosa ) mereka, sehingga mereka datang pada hari kiamat dalam keadaan ringan ( tanpa beban dosa )."
Khauf adalah takut akan keagungan-Nya, raja' adalah mengharap rahmat-Nya, khasyyah adalah takut akan kebesaran-Nya, dan hubb adalah cinta-Nya kepadamu, sehingga kau mencintai-Nya. Khawf, raja' dan khasyyah muncul dari dirimu karena keagungan-Nya, sedangkan hubb muncul pertama kali dari Allah, kemudian Ia meletakkannya pada dirimu, sehingga kau mencintai-Nya. Cinta yang Dia letakkan pada dirimu merupakan rahasia yang terbentuk dari cahaya makrifat dan cahaya Tauhid sebagai satu kesatuan. Makrifat adalah bagian luar ( lahir), sedangkan cinta adalah bagian dalam ( batin ), layaknya inti sesuatu. Karena itu, seperti telah kami katakan kedudukan cinta dan makrifat adalah seperti inti batang pohon dari pohon itu sendiri.
Kemudian Dia memilih seorang dari hamba-Nya dan membukakan baginya pintu cinta-Nya, sehingga apa yang ada dalam hatinya naik dan terus menuju Zat yang ia sembah. Hatinya terus naik menuju-Nya, sementara cinta Allah kepadanya terus bertambah, sehingga ia terbenam dan larut dalam cinta-Nya. Karena asal cinta ini adalah rahasia, maka ia dituntut untuk merahasiakan hubungan antara dirinya dengan Tuhannya. Dia tidak boleh menunjukkannya kepada siapapun, sehingga tetap terjaga sebagai rahasia antara dirinya dan Tuhannya. Jika ia membocorkan rahasia ini, maka besok atau lusa ia pasti akan diminta untuk membuktikan kebenarannya, dan jika ternyata ia tidak sanggup membuktikannya, ia akan menanggung malu. Perhatikan bagaimana sikap para sahabat Rasulullah saw, ketika menceritakan anugerah Allah yang mereka terima berupa Islam. Mereka sangat senang sehingga mereka berkata : " Sesungguhnya kami mencintai Allah. Seandainya kami tahu apa yang Dia cintai, kami pasti akan mengikuti apa yang Dia cintai itu. " Maka kemudian mereka diuji untuk membuktikan kata-kata ini. Allah 'Azza wa jalla menurunkan ayat : Katakanlah : " Jika kalian ( benar-benar ) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. "
Dalam ayat itu ditegaskan bahwa mengikuti Nabi saw menjadi tanda bahwa seseorang mencintai Allah. Kemudian Allah juga menguji pengakuan cinta mereka kepada-Nya dalam firman-Nya : " Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan teratur seakan-akan mereka seperti satu bangunan yang tersusun kokoh. "
Allah memerintahkan mereka untuk berperang di jalan-Nya dengan tegar dan penuh semangat untuk membuktikan ketulusan dan kejujuran cinta mereka kepada-Nya. Ketika mereka terjun kemedan perang, di antara mereka ada yang benar-benar memenuhi perintah itu, ada juga yang tidak memenuhinya, yakni lari dari medan perang karena takut mati. Kepada mereka yang mengaku cinta Allah, tetapi tidak memenuhi perintah-Nya, Allah berfirman : " Mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat. "
Diriwayatkan dari Abu al-Darda : Ketika mengomentari firman Allah : " Jika Kalian ( benar-benar ) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. " Rasulullah bersabda : " Mencintai Allah adalah melakukan kebaikan, takwa, merendahkan diri kepada Allah, dan menganggap diri hina dihadibaan-Nya. " Kebaikan adalah menjalankan semua kewajiban Allah atas hamba-hamba-Nya. Takwa adalah menjauhi segala larangan-Nya. Merendahkan diri kepada Allah adalah menyerahkan semua keinginannya kepada keinginan Allah dalam segala urusan. Sedangkan menganggap diri hina adalah tidak berangan-angan meraih kedudukan dunia. Dengan menjalankan keempat perkara ini, ibadah dan pengabdian seseorang menjadi sempurna.
Nabi saw adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada umat manusia untuk menunjukkan kepada mereka cara mengabdi dan beribadah kepada Allah. Karena itu, Allah mencintai orang yang mencintai Rasul-Nya, seseorang tidak akan meraih cinta-Nya jika ia tidak mencintai Nabi. Kemudian Allah memerintahkan orang yang mengaku mencintai-Nya untuk mengikuti Nabi saw. Dengan kata lain, mengikuti Nabi saw adalah ciri orang yang mencintai Allah. Jika ada yang bertanya : " Apa yang harus kami ikuti ? " katakan, " kita harus mengikuti sirah beliau. dengan cara itu kita akan sampai kepada Allah. Sirah Nabi saw adalah al-abudah ( pengabdian, penghambaan, dan ibadah kepada Allah ). Sedangkan pilar al-abudah adalah empat perkara yang telah disebutkan diatas. "

Allahu 'alam

Tidak ada komentar: